-->
Powered by Blogger.

Fans Page

Followers

SKRIPSI 7 STRATEGI PEMBELAJARAN YESUS

- 4:22 PM
advertise here
advertise here


7 STRATEGI PEMBELAJARAN YESUS

 








 

Di susun Oleh :
SUHANDONO YOYOK PRIBADI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan perkuliahan
Strategi Pembelajaran
Dosen  : Sutopo, S.PAK, M.Pd


STT Tabernakel Lawang di Blitar
2014


I.              Pendahuluan

Karya dan pelayanan Tuhan Yesus di dunia sangat komplek. Ada kalanya Yesus hadir sebagai dokter yang menolong dan menyembuhkan orang sakit. Sebagai konselor yang bertugas membimbing dan memberi solusi bagi yang mengalami masalah. Dia juga menyatakan diri sebagai Tuhan/ Allah yang berkuasa atas alam semesta, sebagai contoh Ia meredakan angina kencang, alam semesta takluk dibawah otoritasnya. Ia hadir sebagai guru yang mendidik, mengarahkan, dan memberi nilai hidup bagi muridNya. Sangat beragam pelayananNya.
Yesus guru yang Agung. Sebagai seorang guru, Yesus bukan guru biasa, Ia guru yang mempu menghadapi murid – muridNya secara tepat. Di kata murid – murid dalam ketakutan dan bertindak lamban. Ia rela mendengan keluhan, dan mengajar dengan lemah lembut. Ia guru yang hebat. Kehebatanya sebagai guru dapat di lihat dari cara mengajarnya yang sangat variatif, kreatif, penuh hikmat dan kuasa. Kehebatan Yesus di peroleh karena Yesus tak pernah berhenti belajar dan mengajar bersama ahli Taurat dan Farisi. Setiap orang yang mendengar pengajaranya selalu takjub, karena pengajaranya baru dan berbeda. Sungguh Yesus guru yang Agung.
Peran Yesus sebagai guru melebihi guru pada umumnya. Di depan Yesus menjadi seorang pemimpin dan teladan., di tengah – tengah Yesus menjadi teman dan Pembina, di belakang Yesus memberi motivasi. tugasNya sebagai seorang guru dilaksanakan dengan sangat baik. Oleh karena itu Yesus patut menjadi teladan / patern bagi guru masa kini.
Karena begitu agung karya Yesus dalam mengajar, penulis ingin mengupas lebih dalam tentang pengajara Yesus secara khusus strategi – strategi pengajaran yang digunakan Yesus dalam mengajar. Yang akan di paparkan dalam penulisan makalah berikut ini.


II.           Strategi Pengajaran Tuhan Yesus
Strategi adalah cara atau alat. Sedangkan strategi mengajar adalah cara atau laat yang digunakan untuk memberikan materi pengajaran kepada murid supaya tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Strategi pengajaran seumpama amunisi agar bidukan dapat dicapai, juga seperti anak panah supaya dapat mencapai tujuan dengan baik. Dapat juga disebut sebagai kompas dalam perjalanan. Selama menunaikan tugasNya  sebagai guru, Yesus menggunakan strategi pengajaran yang beragam. Berikut ini adalah strategi pengajaran yang dilaksanakan oleh Tuhan Yesus.

2.1    Strategi Klarifikasi Nilai ( Yohanes 8:1-11 )
2.1.1        Setting peristiwa dan tempat
Yesus sedang mengajar di bait Allah, kemudian datang beberapa orang Farisi kepada Yesus untuk mencobaNya dengan membawa seorang perempuan berzina.
2.1.2        Materi Pengajaran
Hukuman bagi orang berdosa dan perintah jangan menhakimi orang berdosa. Kata hukuman mendapatkan penekanan khusus, di ulang sebanyak 5 kali, kata ini merupakan kata kunci dari perikop ini.
2.1.3        Tujuan Pengajaran
Ø  Agara dapat menunjukan sikap yang benar bagi orang berdosa.
Ø  Agar memahami sikap Yesus terhadap dosa.
2.1.4        Keunggulan Strategi klarifikasi nilai :
Ø  Guru memberi petunjuk nilai yang harus dilakukan.
( dalam peristiwa ini yang pertama Yesus membina sikap orang Farisi agar tidak menghakimi perempuan yang berzina, dengan cara mengajukan sebuah pertanyaan “ barang siapa tidak pernah berbuat dosa, hendaknya yang pertama kali melempari orang ini dengan batu. Mendengar pertanyaan tersebut satu persatu dari orang Farisi pergi meninggalkan perempuan itu. Ini sebuah bukti bahwa petunjuk nilai yang di ajarkan oleh Tuhan Yesus, berhasil merubah sikap Farisi dari kehidupan lama yang menjadi hakim bagi orang berdosa, menjadi tidak semena – mena atau main hakim sendiri terhadap ornag yang berdosa. Yang kedua Yesus membina perilaku perempunan yang berzina supaya tidak berbuat dosa lagi. Dengan cara sama yaitu mengajarkan sebuah pertanyaan “ adakah dari antara mereka yang melempari engkau batu”, Akupun tidak, jawab Yesus. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi. Yesus membina dan memberi petunjuk kepada perempuan berzina tentang nilai hidup yang harus dilakukan supaya meninggalkan perbuatan dosanya ).
Ø  Pertanyaan – pertanyaan diagnosis pada klarifikasi nilai, melatih murid untuk berfikir dan bertindak secara tepat saat menghadapi sebuah kasus kehidupan.
Ø  Guru mengajar dengan penuh kasih dan penerimaan.
2.1.5        Kelamahan Strategi klarifikasi nilai
Ø  Strategi klarifikasi nilai kurang efisiensi waktu untuk mengamati penerapan nilai yang telah dilakukan secara berkesinambungan.

2.2    Strategi belajar mandiri dan diskusi
2.2.1        Setting tempat dan peristiwa
Pada waktu malam, Nikhodemus datang kepda Yesus. Nikhodemus memanggil Yesus dengan sebutan Rabi yang artinya guru.
2.2.2        Materi pengajaran            : kelahiran kembali ( hidup baru )
2.2.3        Tujuan pengajaran           : agar dapat mamahami cara memperoleh kelahiran kembali
2.2.4        Keunggulan strategi belajar mandiri dan diskusi :
Ø  Guru berperan sebagai turorial.
Ø  Pendekaran yang dipakai pada peristiwa ini adalah individual approach yang memungkinkan terjalinya interaksi yang baik dan erat antara murid dan guru ( pada peristiwa ini Nikhodemus datang dan berbicara secara pribadi kepada Tuhan Yesus).
Ø  Guru menyiapkan sebuah topic untuk pembelajaran.
( Pada bagian ini yesus bertanya dan mengajarkan tentang kelahiran kembali kepada Nikhodemus ).
Ø  Strategi diskusi menumbuhkan siswa berfikir secara aktif.
Ø  Yesus sebagai guru juga menggunakan ilustrasi saat mengajar, untuk menciptakan suasana belajar lebih hidup dan manarik.
Ø  Guru dapat mengetahui secara jelas tingkat pemahaman siswa, dan dapat memberi tambahan ilmu kepada siswa yang kurang pengetahuanya.
2.2.5        Kelemahan strategi belajar mandiri dan diskusi :
Ø  Memerlukan banyak waktu.
Ø  Pada kasusu studi mandiri seperti yang dilakukan Nikhodemus, dapat menyebabkan siswa kurang memahami secara lengkap materi yang dipelajari.
Ø  Pada studi mandiri dapat menyebabkan perbedaan pemahaman dan penerimaan materi pelajaran antara siswa dan guru.

2.3    Strategi simulasi dan diskusi ( Matlus 13:1-23 )
2.3.1        Setting tempat                   : duduk di danau, di atas perahu.
2.3.2        Materi pengajaran            : benih firman Tuhan
2.3.3        Tujuan pengajaran           : memahami sebab – sebab firman Tuhan tidak
  bertumbuh dan bertumbuh dengan baik.
2.3.4        Keunggulan strategi simulasi :
Ø  Guru memakai tempat mengajar yang variatif, sehingga murid tidak bosan.
Ø  Memakai perumpamaan atau similasi yang meningkatkan daya imajinasi siswa.
Ø  Menumbuhkan minat siswa dalam belajar dan berkreasi.
2.3.5        Kelamahan strategi simulasi :
Ø  Kurang efisiensi waktu.
Ø  Jika simulasi tidak dijelaskan artinya, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami artinya secara benar ( matius 13:10-15).
2.4    Metode studi kasus ( Matius 16:13-20 )
2.4.1        Setting tempat                   : di tengah perjalanan, di daerah kaisarea, Filipi.
2.4.2        Materi pengajaran            : identitas Anak manusia.
2.4.3        Tujuan                               : agar para murid memahami dan mengenal
  siapa sesungguhnya Anak Manusia


2.4.4        Keunggulan strategi studi kasus :
Ø  Bentuk pertanyaan Yesus ( guru ) bertingkat yang pertama pengetahuan secara umu, yang kedua pengetahuan secara khusus, guna mengidentifikasi secara jelas tingkat pemahaman murid.
Ø  Strategi studi kasus dapat melatih murid dalam berfikir, merumuskan masalah dan memecahkan sebuah masalah.
Ø  Melatih analisis murid.
Ø  Dapat mengetahui bentuk pemahaman murid yang berbeda – beda.
Ø  Membuat suasana belajar berjalan aktif.
2.4.5        Kelemahan strategi studi kasus :
Ø  Ada batasan – batasan dalam pembahasan.
Ø  Kasus yang kurang tepat untuk dibicarakan dapat menyebabkan munculnya masalah baru ( ada perikop ini Yesus melarang para murid untuk membicarakan tentang siapa Anak manusia sesungguhnya kepada orang lain).
Ø  Pemahaman siswa yang kurang terhadap kasus yang sedang di diskusikan, menyebabkan siswa kurang mampu memecahkan kasus yang ada ( pada perikop ini yang menjawab pertanyaan Yesus secara benar hanya Petrus, sedang yang lain tidak ).
2.5    Strategi belajar tuntas ( Matius 5 – 7 )
2.5.1        Setting tempat                   : Yesus duduk di atas bukit.
2.5.2        Materi pengajaran            : Ucapan bahagia dan sikap pengikut Kristus.
2.5.3        Keunggulan strategi belajar tuntas :
Ø  Materi pengajaran dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Ø  Dapat diajarkan secara sistematis, sehingga pengajaran mudah diterima oleh murid.
Ø  Materi pelajaran dapat di sampaikan dengan jelas dan rinci, serta teratur.
Ø  Guru dapat menyampaikan materi pengajaran secara tepat.
2.5.4        Kelemahan strategi belajar tuntas :
Ø  Murid hanya menjadi objek pembelajaran.
Ø  Situasi belajar menjadi pasif dan monoton.

Ø  Memadamkan inisiatif dan kreatifitas murid.
Ø  Format pengajaran berjalan satu arah ( hanya berasal dari guru ).
2.6    Strategi pengguban perilaku ( Lukas 19:1-10 )
2.6.1        Setting tempat                   : Di Yerikho
2.6.2        Materi pengajaran            : Mengasihi orang berdosa
2.6.3        Keunggulan strategi penggubah prilaku :
Ø  Yesus mengajarkan perilaku yang baik kepada Zakheus melalui pengalaman secara langsung perjumpaan pribadi dengan Yesus.
Ø  Penggubah prilaku ( nilai hidup ) tidak hanya dapat di ajarkan dengan kata – kata saja, melainkan dengan tindakan nyata.
Ø  Setiap pengajaran di dasari dengan sikap bersih.
Ø  Guru mengajar dengan penuh penerimaan.
2.6.4        Kelemahan strategi penggubah prilaku :
Ø  Memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk mengamati perubahan prilaku secara berkesinambungan.

2.7    Strategi pemanfaatan sumber dari masyarakat .
2.7.1        Setting tempat dan peristiwa : Di betania ketika Lazarus meniggal dan di
bangkitkan kembali oleh Tuhan Yesus.
2.7.2        Materi pengajaran                   : Perkataan Yesus ( Akulah kebangkitan dan
hidup)
2.7.3        Kelebihan strategi pemanfaatan sumber dari masyarakat :
Ø  Pemanfaatan sumber masyarakat menjadikan sujuan pengajaran mendapat jangkauan yang lebih luas.
Ø  Dapat membina interaksi yang baik dengan masyarakat.
2.7.4        Kelemahan strategi pemanfaatan sumber dari masyarakat :
Ø  Memerlukan banyak waktu untuk menyelaraskan pemahaman guru dengan masyarakat.
Ø  Dapat memicu terjadinya komflik karena perbedaan pendapat.
Advertisement advertise here
 

Start typing and press Enter to search