7 STRATEGI PEMBELAJARAN YESUS
Di
susun Oleh :
SUHANDONO
YOYOK PRIBADI
Diajukan
untuk memenuhi persyaratan perkuliahan
Strategi
Pembelajaran
Dosen : Sutopo, S.PAK, M.Pd
STT
Tabernakel Lawang di Blitar
2014
I.
Pendahuluan
Karya
dan pelayanan Tuhan Yesus di dunia sangat komplek. Ada kalanya Yesus hadir
sebagai dokter yang menolong dan menyembuhkan orang sakit. Sebagai konselor
yang bertugas membimbing dan memberi solusi bagi yang mengalami masalah. Dia
juga menyatakan diri sebagai Tuhan/ Allah yang berkuasa atas alam semesta,
sebagai contoh Ia meredakan angina kencang, alam semesta takluk dibawah
otoritasnya. Ia hadir sebagai guru yang mendidik, mengarahkan, dan memberi
nilai hidup bagi muridNya. Sangat beragam pelayananNya.
Yesus
guru yang Agung. Sebagai seorang guru, Yesus bukan guru biasa, Ia guru yang
mempu menghadapi murid – muridNya secara tepat. Di kata murid – murid dalam
ketakutan dan bertindak lamban. Ia rela mendengan keluhan, dan mengajar dengan
lemah lembut. Ia guru yang hebat. Kehebatanya sebagai guru dapat di lihat dari
cara mengajarnya yang sangat variatif, kreatif, penuh hikmat dan kuasa.
Kehebatan Yesus di peroleh karena Yesus tak pernah berhenti belajar dan
mengajar bersama ahli Taurat dan Farisi. Setiap orang yang mendengar
pengajaranya selalu takjub, karena pengajaranya baru dan berbeda. Sungguh Yesus
guru yang Agung.
Peran
Yesus sebagai guru melebihi guru pada umumnya. Di depan Yesus menjadi seorang
pemimpin dan teladan., di tengah – tengah Yesus menjadi teman dan Pembina, di
belakang Yesus memberi motivasi. tugasNya sebagai seorang guru dilaksanakan
dengan sangat baik. Oleh karena itu Yesus patut menjadi teladan / patern bagi
guru masa kini.
Karena begitu
agung karya Yesus dalam mengajar, penulis ingin mengupas lebih dalam tentang
pengajara Yesus secara khusus strategi – strategi pengajaran yang digunakan
Yesus dalam mengajar. Yang akan di paparkan dalam penulisan makalah berikut
ini.
II.
Strategi
Pengajaran Tuhan Yesus
Strategi
adalah cara atau alat. Sedangkan strategi mengajar adalah cara atau laat yang
digunakan untuk memberikan materi pengajaran kepada murid supaya tujuan
pembelajaran dapat dicapai dengan baik. Strategi pengajaran seumpama amunisi
agar bidukan dapat dicapai, juga seperti anak panah supaya dapat mencapai
tujuan dengan baik. Dapat juga disebut sebagai kompas dalam perjalanan. Selama
menunaikan tugasNya sebagai guru, Yesus
menggunakan strategi pengajaran yang beragam. Berikut ini adalah strategi
pengajaran yang dilaksanakan oleh Tuhan Yesus.
2.1
Strategi
Klarifikasi Nilai ( Yohanes 8:1-11 )
2.1.1
Setting
peristiwa dan tempat
Yesus sedang mengajar
di bait Allah, kemudian datang beberapa orang Farisi kepada Yesus untuk
mencobaNya dengan membawa seorang perempuan berzina.
2.1.2
Materi
Pengajaran
Hukuman bagi orang
berdosa dan perintah jangan menhakimi orang berdosa. Kata hukuman mendapatkan penekanan
khusus, di ulang sebanyak 5 kali, kata ini merupakan kata kunci dari perikop
ini.
2.1.3
Tujuan
Pengajaran
Ø Agara
dapat menunjukan sikap yang benar bagi orang berdosa.
Ø Agar
memahami sikap Yesus terhadap dosa.
2.1.4
Keunggulan
Strategi klarifikasi nilai :
Ø Guru
memberi petunjuk nilai yang harus dilakukan.
( dalam peristiwa ini
yang pertama Yesus membina sikap
orang Farisi agar tidak menghakimi perempuan yang berzina, dengan cara
mengajukan sebuah pertanyaan “ barang siapa tidak pernah berbuat dosa,
hendaknya yang pertama kali melempari orang ini dengan batu. Mendengar
pertanyaan tersebut satu persatu dari orang Farisi pergi meninggalkan perempuan
itu. Ini sebuah bukti bahwa petunjuk nilai yang di ajarkan oleh Tuhan Yesus,
berhasil merubah sikap Farisi dari kehidupan lama yang menjadi hakim bagi orang
berdosa, menjadi tidak semena – mena atau main hakim sendiri terhadap ornag
yang berdosa. Yang kedua Yesus
membina perilaku perempunan yang berzina supaya tidak berbuat dosa lagi. Dengan
cara sama yaitu mengajarkan sebuah pertanyaan “ adakah dari antara mereka yang
melempari engkau batu”, Akupun tidak, jawab Yesus. Pergilah dan jangan berbuat
dosa lagi. Yesus membina dan memberi petunjuk kepada perempuan berzina tentang
nilai hidup yang harus dilakukan supaya meninggalkan perbuatan dosanya ).
Ø Pertanyaan
– pertanyaan diagnosis pada klarifikasi nilai, melatih murid untuk berfikir dan
bertindak secara tepat saat menghadapi sebuah kasus kehidupan.
Ø Guru
mengajar dengan penuh kasih dan penerimaan.
2.1.5
Kelamahan
Strategi klarifikasi nilai
Ø Strategi
klarifikasi nilai kurang efisiensi waktu untuk mengamati penerapan nilai yang
telah dilakukan secara berkesinambungan.
2.2
Strategi
belajar mandiri dan diskusi
2.2.1
Setting
tempat dan peristiwa
Pada
waktu malam, Nikhodemus datang kepda Yesus. Nikhodemus memanggil Yesus dengan
sebutan Rabi yang artinya guru.
2.2.2
Materi
pengajaran : kelahiran
kembali ( hidup baru )
2.2.3
Tujuan
pengajaran : agar
dapat mamahami cara memperoleh kelahiran kembali
2.2.4
Keunggulan
strategi belajar mandiri dan diskusi :
Ø Guru
berperan sebagai turorial.
Ø Pendekaran
yang dipakai pada peristiwa ini adalah individual approach yang memungkinkan
terjalinya interaksi yang baik dan erat antara murid dan guru ( pada peristiwa
ini Nikhodemus datang dan berbicara secara pribadi kepada Tuhan Yesus).
Ø Guru
menyiapkan sebuah topic untuk pembelajaran.
( Pada bagian ini yesus
bertanya dan mengajarkan tentang kelahiran kembali kepada Nikhodemus ).
Ø Strategi
diskusi menumbuhkan siswa berfikir secara aktif.
Ø Yesus
sebagai guru juga menggunakan ilustrasi saat mengajar, untuk menciptakan
suasana belajar lebih hidup dan manarik.
Ø Guru
dapat mengetahui secara jelas tingkat pemahaman siswa, dan dapat memberi
tambahan ilmu kepada siswa yang kurang pengetahuanya.
2.2.5
Kelemahan
strategi belajar mandiri dan diskusi :
Ø Memerlukan
banyak waktu.
Ø Pada
kasusu studi mandiri seperti yang dilakukan Nikhodemus, dapat menyebabkan siswa
kurang memahami secara lengkap materi yang dipelajari.
Ø Pada
studi mandiri dapat menyebabkan perbedaan pemahaman dan penerimaan materi
pelajaran antara siswa dan guru.
2.3
Strategi
simulasi dan diskusi ( Matlus 13:1-23 )
2.3.1
Setting
tempat : duduk
di danau, di atas perahu.
2.3.2
Materi
pengajaran : benih
firman Tuhan
2.3.3
Tujuan
pengajaran :
memahami sebab – sebab firman Tuhan tidak
bertumbuh dan bertumbuh dengan baik.
2.3.4
Keunggulan
strategi simulasi :
Ø Guru
memakai tempat mengajar yang variatif, sehingga murid tidak bosan.
Ø Memakai
perumpamaan atau similasi yang meningkatkan daya imajinasi siswa.
Ø Menumbuhkan
minat siswa dalam belajar dan berkreasi.
2.3.5
Kelamahan
strategi simulasi :
Ø Kurang
efisiensi waktu.
Ø Jika
simulasi tidak dijelaskan artinya, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk
memahami artinya secara benar ( matius 13:10-15).
2.4
Metode
studi kasus ( Matius 16:13-20 )
2.4.1
Setting
tempat : di
tengah perjalanan, di daerah kaisarea, Filipi.
2.4.2
Materi
pengajaran : identitas
Anak manusia.
2.4.3
Tujuan :
agar para murid memahami dan mengenal
siapa sesungguhnya Anak Manusia
2.4.4
Keunggulan
strategi studi kasus :
Ø Bentuk
pertanyaan Yesus ( guru ) bertingkat yang pertama pengetahuan secara umu, yang
kedua pengetahuan secara khusus, guna mengidentifikasi secara jelas tingkat
pemahaman murid.
Ø Strategi
studi kasus dapat melatih murid dalam berfikir, merumuskan masalah dan
memecahkan sebuah masalah.
Ø Melatih
analisis murid.
Ø Dapat
mengetahui bentuk pemahaman murid yang berbeda – beda.
Ø Membuat
suasana belajar berjalan aktif.
2.4.5
Kelemahan
strategi studi kasus :
Ø Ada
batasan – batasan dalam pembahasan.
Ø Kasus
yang kurang tepat untuk dibicarakan dapat menyebabkan munculnya masalah baru (
ada perikop ini Yesus melarang para murid untuk membicarakan tentang siapa Anak
manusia sesungguhnya kepada orang lain).
Ø Pemahaman
siswa yang kurang terhadap kasus yang sedang di diskusikan, menyebabkan siswa
kurang mampu memecahkan kasus yang ada ( pada perikop ini yang menjawab
pertanyaan Yesus secara benar hanya Petrus, sedang yang lain tidak ).
2.5
Strategi
belajar tuntas ( Matius 5 – 7 )
2.5.1
Setting
tempat : Yesus
duduk di atas bukit.
2.5.2
Materi
pengajaran :
Ucapan bahagia dan sikap pengikut Kristus.
2.5.3
Keunggulan
strategi belajar tuntas :
Ø Materi
pengajaran dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Ø Dapat
diajarkan secara sistematis, sehingga pengajaran mudah diterima oleh murid.
Ø Materi
pelajaran dapat di sampaikan dengan jelas dan rinci, serta teratur.
Ø Guru
dapat menyampaikan materi pengajaran secara tepat.
2.5.4
Kelemahan
strategi belajar tuntas :
Ø Murid
hanya menjadi objek pembelajaran.
Ø Situasi
belajar menjadi pasif dan monoton.
Ø Memadamkan
inisiatif dan kreatifitas murid.
Ø Format
pengajaran berjalan satu arah ( hanya berasal dari guru ).
2.6
Strategi
pengguban perilaku ( Lukas 19:1-10 )
2.6.1
Setting
tempat : Di
Yerikho
2.6.2
Materi
pengajaran :
Mengasihi orang berdosa
2.6.3
Keunggulan
strategi penggubah prilaku :
Ø Yesus
mengajarkan perilaku yang baik kepada Zakheus melalui pengalaman secara
langsung perjumpaan pribadi dengan Yesus.
Ø Penggubah
prilaku ( nilai hidup ) tidak hanya dapat di ajarkan dengan kata – kata saja,
melainkan dengan tindakan nyata.
Ø Setiap
pengajaran di dasari dengan sikap bersih.
Ø Guru
mengajar dengan penuh penerimaan.
2.6.4
Kelemahan
strategi penggubah prilaku :
Ø Memerlukan
banyak waktu dan tenaga untuk mengamati perubahan prilaku secara
berkesinambungan.
2.7
Strategi
pemanfaatan sumber dari masyarakat .
2.7.1
Setting
tempat dan peristiwa : Di betania ketika Lazarus meniggal
dan di
bangkitkan kembali oleh
Tuhan Yesus.
2.7.2
Materi
pengajaran : Perkataan Yesus
( Akulah kebangkitan dan
hidup)
2.7.3
Kelebihan
strategi pemanfaatan sumber dari masyarakat :
Ø Pemanfaatan
sumber masyarakat menjadikan sujuan pengajaran mendapat jangkauan yang lebih
luas.
Ø Dapat
membina interaksi yang baik dengan masyarakat.
2.7.4
Kelemahan
strategi pemanfaatan sumber dari masyarakat :
Ø Memerlukan
banyak waktu untuk menyelaraskan pemahaman guru dengan masyarakat.
Ø Dapat
memicu terjadinya komflik karena perbedaan pendapat.
Advertisement